Sabtu, 12 April 2008

Renungan

Renungan Senin Malam

Kehidupan ini sudah begitu tidak sehat lagi, fenomena sosial di tengah masyarakat begitu keras dan terkadang sudah jauh dari kodrat kita sebagai manusia. Bagaimana mungkin seorang ibu membuang anaknya sendiri atau membunuhnya, bagaimana mungkin seorang ayah yang dianggap sebagai pelindung keluarga tega memperkosa anak kandung sendiri, bagaimana mungkin seorang anak yang dibesarkan dengan kasih dan sayang menelantarkan orang tuanya sendiri, bagaimana mungkin seorang anak kecil membunuh teman sepermaianannya sendiri, bagaimana mungkin seorang tokoh agama membongi umatnya, bagaimana mungkin seorang pemimpin menzalimi rakyatnya sendiri, dan masih banyak lagi tontonan yang sudah di luar akal sehat dan hati nurani kita yang sangat tidak pantas untuk kita saksikan dan dengar.

Tetapi itulah sebuah realitas sosial yang kita lihat dan dengar, sudah tidak ada lagi sudut atau bagian bumi ini yang kita tidak tahu, semuanya telah terbuka lebar dan menganga di hadapan kita. Dan kita terkadang bingung untuk menilai yang mana benar dan yang mana salah.

Sudahlah kita mencari benar dan salah dari proses yang sudah berlangsung ini, tetapi hal yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita bisa keluar dan memperbaiki dari proses kehidupan yang sudah keluar dari kodrat kita sebagai manusia. Ataukah kita juga ingin mengambil sikap apatis sampai datang waktu yang memperbaiki keadaan itu? Tetapi pertanyaannya kemudian apakah itu mungkin terjadi tanpa kesadaran kita dan secara kolektif untuk memperbaikinya?.

Sejarah juga sudah pernah menorehkan puncak kebudayaan dinegara kita dimana gotong royong dan toleransi antara umat agama atau kelompok pernah hidup berdampingan, akan tetapi Sejarah pernah pula menorehkan masa kelam terhadap bangsa ini dimana ketika peristiwa PKI, banyak orang yang tidak berdosa menjadi korban pembantaian, peristiwa tahun 1998 ketika orde baru dipaksa harus turun. Dan sampai sekarang pertikaian itu tidak pernah berhenti hanya karena persoalan sepele kelompok yang satu menyerang kelompok lain.

Apakah kita tidak pernah berfikir bahwa proses kebudayaan yang sedang berlangsung ini hanya akan membawa kepada kehancuran daerah atau bahkan bangsa ini? Apa keuntungan yang kita peroleh dari proses kebudayaan yang tidak sehat ini, selain bencana moral yang semakin memperparah kelangsungan terhadap kehidupan kita bersama.

Kalau kita ingin seperti bangsa jepang, amerika atau eropa bukan proses kebudayaan seperti ini yang kita pelihara atau lanjutkan, tetapi kita sudah harus belajar dari sisi positif dari bangsa lain, kita tidak perlu malu untuk belajar kepada mereka baik teknologi , ilmu pengetahuan, atau apa saja yang bisa membawa bangsa kita keluar dari krisis multi dimensi ini.

Sekarang kita masih sibuk dengan fanatisme berlebihan yang tidak menguntungkan kita, kita sibuk mengutak- atik kekurangan orang lain padahal kita sendiri tidak berbuat apa-apa. Memang tahun 1997 ekonomi dunia mengalami kegoncangan baik itu eropa, amerika, asia, ataupun benua lain tetapi mereka cepat untuk bangkit memperbaiki sistem perekonomian mereka sehingga tidak berimbas kepada gejolak sosial dinegara-negara tersebut, bahkan tetangga kita yang di negara-negara asia juga dapat bangkit dari gejolak yang mereka rasakan, tetapi kita sampai sekarang belum bisa bangkit dari gejolak ekonomi yang kita alami bahkan gejolak itu berimbas kepada sistem nilai atau sistem sosial yang ada ditengah masyarakat kita.

Sebelumnya bangsa kita dianggap sebagai bangsa yang beradap dan punya sistem sosial yang baik, tetapi sekarang itu semua hanyalah sebuah masa lalu yang menjadi sebuah impian untuk masa sekarang. Ataukah ini sebuah gejala suatu bangsa yang akan menuju kepada sebuah bangsa yang maju dengan menganut sistem demokrasi yang tidak punya arah, tetapi pertanyaannya kemudian apakah bangsa yang sudah maju juga melakukan hal yang seperti kita sekarang dengan menjalankan Sistem Negara yang Amburadul dan Sistem Sosial yang kacau balau?

Mugkin ada jalan untuk melangkah kepada sebuah sistem Negara dan sistem Sosial yang lebih sehat agar bangsa kita dapat melanjutkan langkahnya kepada sebuah tatanan masyarakat yang Berkeadilan sosial dan menghargai sebuah hak-hak individu yang membawa kepada pencerahan Bangsa ini.